Makrab fak. psikologi

Makrab fak. psikologi

Rabu, 19 Oktober 2016


Dosen Urusan Jamban 
Fiki Fatimah
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Dosen di Politeknik Kesehatan Jakarta yang bernama Abie Wiwoho Hantoro adalah seorang peneliti,konsultan dan praktisi , dosen ini memilih untuk blusukan ke lapangan untuk mengajarkan bagaimana mengelola air tinja dengan baik.

Dosen ini sebelum menjadi dosen di Politeknik kesehatan jakarta merupakan perantau di Manado, Sulawesi Utara yang bekerja sebagai petugas pengawas air minum dan jamban keluarga,yang di kenal di masyarakan dengan julukan mantri WC dan mantan penjahit pakaian.

Abie meneliti dan menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mempelajari tinja,septic tank dan air limbah,ia meneliti sistem hingga 15 tahun,dan pada akhirnya ia menemukan formula untuk mengembangkan tangki septik di lingkungan padat penduduk perkotaan pada tahun 2013 di sekitar jakarta.

Ia mengenalkan tangki septik komunal menggunakan formula “Wiro Sableng” 212 sebagai patokan ukuran tangki formula temuannya,Dan tangki formula yang di rancang oleh Abie dapat di abngun di bawah ruang tamu,kamar atau pun di bagian rumah lain.

Dalam pengembangan tangki yang di rancang oleh dosen Politeknik Kesehatan Jakarta ini memanfaatkan bahan-bahan bekas untuk membangun IPAL Komunalnya.

Abie melakukan semua penelitiannya karena keprihatinannya terhadap masyarakat yang terkena serangan penyakit yang di sebabkan oleh buruknya sistem sanitasi.


Sumber : Kompas. 2016. Purnama Sari Dian . Dosen Urusan Jamban . 19 Oktober. Hal 16.

Selasa, 11 Oktober 2016

fiki : ringkasan artikel kompas 7 oktober

Mesin Kecil Untuk Perubahan Besar


Fiki Fatimah
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Komite Nobel Kimia 2016 Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia (RSAS)  menganugerahkan penghargaan sains paling bergengsi di dunia (Nobel Kimia 2016) pada Jean – Pierre Sauvage,Sir Fraser Stoddart, dan Bernard L Feringa di Stockholm,Swedia pada hari Rabu, 5 Oktober 2016 atas kerja keras mereka di bidang Molekuler.

Penghargaan itu di berikan atas temuan desain dan sintesis mesin molekuler,mesin terkecil di dunia yang berukuran lebih kecil daripada sehelai rambut dibelah 1000.

Perasaan terkejut dan sedikit emosional pun di tunjukkan mereka seusai tim RSAS mengumumkan Nobel Kimia 2016,lalu tak lama dari waktu di umumkannya pengumuman itu stoddart langsung menghubungi ke dua putrinya untuk berbagi kebahagiaan.

Gambaran tentang mesin molekuler itu mirip mesin yang kita kenal sehari-hari ,ada penggunaan rantai mekanik,motor,lift dan robot,namun semua dalam dimensi molekulyang merupakan kumpulan atom yang terikat secara kimia.


Sumber : Kompas. 2016. AP/AFP/REUTERS/NOBELPRIZE.ORG.Mesin kecil untuk perubahan besar. 07 Oktober. Hal. 16



Minggu, 29 Mei 2016

Gangguan Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Artikel Psikologi Abnormal
FIKI FATIMAH
14.1060


Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder, OCD) adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu didominasi oleh repetatif pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan kecemasannya.
Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha untuk melawan pikiran-pikiran menganggu tersebut yang timbul secara berulang-ulang akan tetapi tidak mampu menahan dorongan melakukan tindakan berulang untuk memastikan segala sesuatunya baik-baik saja.

PENYEBAB

Penyebabnya tidak diketahui. Gangguan obsesif-kompulsif tidak ada kaitan dengan bentuk karakteristik kepribadian seseorang, pada individu yang memiliki kepribadian obsesif-kompulsif cenderung untuk bangga dengan ketelitian, kerapian dan perhatian terhadap hal-hal kecil, sebaliknya pada gangguan obsesif-kompulsif, individu merasa tertekan dengan kemunculan perilakunya yang tidak dapat dikontrol. Mereka merasa malu bila perilaku-perilaku tersebut dipertanyakan oleh orang yang melihatnya karena melakukan pekerjaan yang secara berulang-ulang. Mereka berusaha mati-matian untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. 
Penyebab Obsesif Kompulsif adalah: 
  1. Genetik - (Keturunan). Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang mempunyai sejarah penyakit ini kemungkinan beresiko mengalami OCD (Obsesif Compulsive Disorder). 
  2. Organik – Masalah organik seperti terjadi masalah neurologi dibagian - bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD. Kelainan saraf seperti yang disebabkan oleh meningitis dan ensefalitis juga adalah salah satu penyebab OCD. 
  3. Kepribadian - Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif lebih cenderung mendapat gangguan OCD. Ciri-ciri mereka yang memiliki kepribadian ini ialah seperti keterlaluan mementingkan aspek kebersihan, seseorang yang terlalu patuh pada peraturan, cerewet, sulit bekerja sama dan tidak mudah mengalah. 
  4. Pengalaman masa lalu - Pengalaman masa lalu/lampau juga mudah mencorakkan cara seseorang menangani masalah di antaranya dengan menunjukkan gejala OCD.
  5. Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan 
  6. Konflik - Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya menghadapi konflik jiwa yang berasal dari masalah hidup. Contohnya hubungan antara suami-istri, di tempat kerja, keyakinan diri.
Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi, atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala yang mirip dengan depresi. Perilaku yang obsesif pada ibu depresi berusaha berkali-kali atau berkeinginan untuk membunuh bayinya.
INDIVIDU YANG BERISIKO
Individu yang beresiko mengalami gangguan obsesif-kompulsif adalah; 
  • Individu yang mengalami permasalahan dalam keluarga dari broken home, kesalahan atau kehilangan masa kanak-kanaknya. (teori ini masih dianggap lemah namun masih dapat diperhitungkan) 
  • Faktor neurobilogi dapat berupa kerusakan pada lobus frontalis, ganglia basalis dan singulum. 
  • Individu yang memilki intensitas stress yang tinggi 
  • Riwayat gangguan kecemasan 
  • Depresi 
  • Individu yang mengalami gangguan seksual
GEJALA

Obsesi yang umum bisa berupa kegelisahan mengenai pencemaran, keraguan, kehilangan dan penyerangan. Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang, dengan maksud tertentu dan disengaja.
Sebagian besar ritual bisa dilihat langsung, seperti mencuci tangan berulang-ulang atau memeriksa pintu berulang-ulang untuk memastikan bahwa pintu sudah dikunci. Ritual lainnya merupakan kegiatan batin, misalnya menghitung atau membuat pernyataan berulang untuk menghilangkan bahaya.
Penderita bisa terobsesi oleh segala hal dan ritual yang dilakukan tidak selalu secara logis berhubungan dengan rasa tidak nyaman yang akan berkurang jika penderita menjalankan ritual tersebut. Penderita yang merasa khawatir tentang pencemaran, rasa tidak nyamannya akan berkurang jika dia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Karena itu setiap obsesi tentang pencemaran timbul, maka dia akan berulang-ulang memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.
Sebagian besar penderita menyadari bahwa obsesinya tidak mencerminkan resiko yang nyata. Mereka menyadari bahwa perliku fisik dan mentalnya terlalu berlebihan bahkan cenderung aneh.
Penyakit obsesif-kompulsif berbeda dengan penyakit psikosa, karena pada psikosa penderitanya kehilangan kontak dengan kenyataan. Penderita merasa takut dipermalukan sehingga mereka melakukan ritualnya secara sembunyi-sembunyi. Sekitar sepertiga penderita mengalami depresi ketika penyakitnya terdiagnosis.
Gejala ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya. Gejala utam obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria:
  1. Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan. 
  2. Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.
  3. Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya. 
  4. Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.
CIRI-CIRI OBSESIF KOMPULSIF

Simptom dari Obsesif Kompulsif ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya. Gejala utama obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
  1. Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
  2. Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.
  3. Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya. 
  4. Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya. 
  5. Obsesi dan kompulsi menyebabkan terjadinya tekanan dalam diri penderita dan menghabiskan waktu (lebih dari satu jam sehari) atau secara signifikan mengganggu fungsi normal seseorang, atau kegiatan sosial atau suatu hubungan dengan orang lain. 
  6. Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang seperti mencuci tangan & melakukan pengecekan dengan maksud tertentu.
BERBAGAI PERILAKU GANGGUAN YAN SERING TERJADI :
  • Membersihkan atau mencuci tangan 
  • Memeriksa atau mengecek 
  • Menyusun 
  • Mengkoleksi atau menimbun barang 
  • Menghitung atau mengulang pikiran yang selalu muncul (obsesif) 
  • Takut terkontaminasi penyakit/kuman 
  • Takut membahayakan orang lain 
  • Takut salah 
  • Takut dianggap tidak sopan 
  • Perlu ketepatan atau simetri 
  • Bingung atau keraguan yang berlebihan. 
  • Mengulang berhitung berkali-kali (cemas akan kesalahan pada urutan bilangan)
Individu yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif kadang memilki pikiran intrusif tanpa tindakan repetatif yang jelas akan tetapi sebagian besar penderita menunjukkan perilaku kompulsif sebagai bentuk lanjutan dari pikiran-pikiran negatif sebelumnya yang muncul secara berulang, seperti ketakutan terinfeksi kuman, penderita gangguan obsesif-kompulsif sering mencuci tangan (washer) dan perilaku umum lainnya seperti diatas.

TREATMENT/PENANGANAN

Sabtu, 28 Mei 2016

mengenal alat tes psikologi


JENIS ALAT-ALAT TES PSIKOLOGI (Proyektif Test)


 Pengertian proyeksi tidaklah dapat didefenisikan secara pasti. Munculnya konsep-konsep yang ingin menerangkan pengertian proyeksi diwarnai dengn problem-problem mengenai konsep proyeksi itu sendiri. Istilah proyeksi pertama kali dikemukakan oleh Freud pada awal-awal tahun 1894 dalam tulisannya “The Anxiety Neurosis” yang mengatakan bahwa : Jiwa manusia memilki potensi untuk mengembangkan kecemasan yang neurotis di saat dirinya merasa tidak mampu mengatasi rangsangan-rangsangan atau gairah-gairah seksual. Dorongan ini akan diproyeksikan ke dunia luar.
Tes psikologi pada dasarnya adalah alat ukur yang obyektif dan dibakukan atas sampel tertentu. Tes-tes psikologi mirip dengan tes-tes dalam ilmu-ilmu lainnya, sejauh observasi dibuat atas sample yang kecil, namun dipilih secara hati-hati atas perilaku individu.  
Tes Proyektif adalah tes yang mengungkap aspek-aspek psikologis seseorang, di mana individu memproyeksikan diri dalam suatu objek. Tes ini membutuhkan alat untuk mengungkap apa yang ada di alam bawah sadar, alatnya berupa kartu, kertas.

SSCT ( Sack Sentences Complation Test )
Sejarah 
SSCT adalah test kepribadian yang bersifat proyektif yang dikembangkan oleh Joseph Sac dan Sidney Levy bekerjasama dengan lembaga pelayanan kesehatan mental di New York. Test SSCT ini merupakan salah satu tes non verbal, SSCT sifatnya sangat sederhana baik pengerjaannya maupun interpretasinya, jumlahnya terdiri dari 60 item. Dimana masing-masing item merupakan kalimayt yang belum selesai, tidak terstruktur/ambigu, selanjutnya subyek berkewajiban menyelesaikan kalimat tersebut dengan cara mengisi atau mengemukakan kata-kata yang pertama kali muncul dalam pikirannya. Pada awalnya tes ini digunakan untuk proses terapi setelah perang, seperti yang kita ketahui bahwa setelah perang banyak veteran perang yang mengalami gangguan jiwa, tes ini juga dapat membantu biro konseling.
2.      Aspek yang diungkap
Secara garis besar, aspek-aspek kepribadian yang akan diungkap oleh SSCT ada 4 faktor yaitu:
-          Sikap individu dalam hubungannya dengan keluarganya
-          Sikap individu dalam kehidupan sexualnya
-          Sikap individu dalam hubungannya dengan orang lain atau antar individu
-          Konsep diri dari individu yang di tes
3.      Dasar Teori
Kalimat-kalimat tak sempurna tersebut dapat merangsang seseorang untuk memproyeksi keadaan atau isi psikisnya sesuai dengan rangsang yang terdapat/berkaitan dengan isi kalimat tersebut (aufforderung character), jawaban-jawaban tersebut sifatnya unpre & conscious.
4.      Cara penggunaan/penyajian
Dalam penyajian SSCT, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
-          Waktu/lama penyajian sekitar 20-40 menit
-          Bacakan instruksi, usahakan agar subyek mengerti, bila kurang mengerti beri penjelasan. Usahakan menekankan bahwa respon yang pertama kali muncul itulah yang harus dituliskan.
-          Perhatikan ekspresi ketika mengatakannya, utamanya kata-kata spontan yang mungkin muncul ketika mengerjakan.
-          Diharapkan hambatan emosi yang muncul bisa disalurkan.
5.      Tekhnik Skoring
Pemeriksaan dilakukan dengan rating sheet, penyekoran dilakukan berdasarkan gangguan yang dialami subyek, meliputi:
-          Scoring 2 : Bila subyek mengalami gangguan dan membutuuhkan tindakan terapi.
-          Scoring 1: Diperkirakan bahwa subyek mengalami sediikit gangguan dan mungkin butuh konseling.
-          Scoring 0 : Bila tidak ada gangguan
-          Scoring x : Bila jawaban subyek meragukan, tidak ada tanda-tanda yang jelas.
Tiap item dinilai sendiri-sendiri, kemudian item yang mendukung suatu sikap dinilai bersama lalu di interpretasi.


TES  RORSCHACH

Tes rorschach merupakan salah satu tes proyektif yang paling populer dikembangkan oleh psikiatris yang berkembangsaan Swiss bernama Herman Rorschach (1921-1942). Pertama kali tes ini deskiprisikan pada tahun 1921 dengan melakukan percobaan pada pasien yang berjumlah 1991, hasil yang memuaskan dari 40 tes ink blot, hanya 15 bercak tinta.
Tes rorschach adalah tes yang pertama menerapkan noda tinta pada penyeledikan diagnostik atas kepribadian secara keseluruhan. Tes rosa ada 10 kartu. Masing-masing kartu memuat cetakan noda tinta simetris bilateral. Lima noda tinta diletakkan pada bayangan abu-abu dan hitam saja, dua memadukan beberapa bayangan pastel.

Aspek yang dinilai  dalam tes rorschach adalah:
1.      Kognitif; taraf intelektual, pendekat, keluasan minat
2.      Afektif; emosional, tanggungjawab, reaksi terhadap stress
3.      Fungsi ego; kekuatan ego, area konflik, defense

                        Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa seseorang akan rangsangan eksternal kelas berdasarkan persepsi orang-set khusus dan termasuk kebutuhan, motif dasar, konflik dan bahwa proses clustering adalah wakil dari proses yang digunakan dalam situasi kehidupan nyata
             Umumnya selama penyelenggaraan tes rosa, responden ditunjukkan masing-masing noda tinta, satu kali setiap saat dan diminta untuk memberitahu apa yang dinampakkan oleh noda tinta tersebut. Selain menyimpan catatan verbal tentang respon terhadap setiap kartoda tinta. Penguji umumnya mencatat waktu reaksi dan lama respon atau posisi dimana kartu dipegang, catatan spontan, ungkapan emosional dan perilaku insidental lain dari responden selama sesi tes tersebut.
Pada waktu tertentu setelah presentasi 10 kartu, kebanyakan penguji mengajukan pertanyaan pada individu secara sistematik tentang bagian dan aspek noda tinta terhadap mana asosiasi diberikan. Selama penyelidikan ini, para responden juga memiliki kesempatan untuk menguraikan serta menjernihkan respon lebih awal mereka.

        MMPI ( MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY )

1.      Sejarah
Minnesota Multiphasic Personality Inventory ( MMPI 1 dan MMPI 2 ) merupakan salah satu tes inventory dengan bentuk self report dengan pilihan jawaban “ya” atau “tidak”. MMPI dikembangkan oleh Strake Hathaway dan J.C Mc Kinley pada tahun 1930an dan pertama kali dipublikasikan pada tahun 1943.
Pada tahun 1989, MMPI direvisi menjadi MMPI-2 mengingat karena ada area yang tidak tercakup dalam MMPI dan karena ada beberapa item yang sangat tidak representative untuk digeneralisasikan pada populasi.
2.      Aspek yang diungkap
Adapun beberapa aspek yang diungkap dari MMPI ini adalah :
-          Membedakan kelompok normal dan kelompok abnormal
-          Mendiagnosa atau memeriksa gangguan jiwa
3.      Cara penggunaan/penyajian
Tes ini hanya boleh di administrasikan oleh ahli-ahli yang kompeten dan berhak, seperti psikolog atau psikiatrik dengan memberikan buku soal kepada subyek yang berisi pernyataan-pernyataan yang dijawab benar atau salah. Waktu pengerjaan tes tak terbatas tapi biasanya 1,5 jam.
4.      Tekhnik Skoring
Scoring dilakukan dengan menggunakan kunci atau dengan computer. Skor mentah lalu diubah dalam bentuk skor T ( M=50, SD=10 ) dengan konversi K. Mean-nya adalah rata-rata skor untuk orang normal setelah itu skor akhir dicocokkan dengan skala MMPI.


TEST GRAFIS

A.    TEST DRAW A PERSON
1.      Sejarah
Draw A Person Test dikembangkan oleh Karen Macover berdasarkan tes gambar yang pertama  kali dipergunakan oleh Goodenough pada tahun 1926 yang dinamakan Goodenough Draw A Man Test dan interpretasinya terutama didasarkan pada kualitas gambar dan jumlah detil gambar.
Pada tahun 1949 Karen Macover tidak puas dengan system scoring yang dikembangkan oleh Goodenough, ia lalu mengembangkan evaluasi kepribadian yang berbeda sebelumnya yang dikenal dengan nama Macover Draw A Person Test yang khusus digunakan untuk pemeriksaan kepribadian. Pada tahun 1961 dilaporkan bahwa tes`DAP menjadi tes kedua yang paling sering digunakan dalam rumah sakit, klinik, dan pusat-pusat konseling.
2.      Aspek yang diungkap
-          Imajinasi         : imajinasi seseorang dapat dilihat dan bagaimana bentuk gambar yang dibuatnya.
-          Emosi  : keadaan emosi dapat terlihat dari tekanan garis besar dan shading dalam gambar.
-          Dinamisme : dapat dilihat dari totalitas gambar subyek
-          Reality Function : bagaimana subyek berfungsi terhadap lingkungan sekitarnya
3.      Cara penggunaan/penyajian
Tes DAP ini disajikan secara individual ataupun klasikal dengan durasi waktu tidak terbatas, namun biasanya 10 menit. Selama subyek menggambar lakukanlah observasi, catatlah waktu yang digunakan subyek, pernyataan subyek, ekspresi, penghapusan, penekanan, penghapusan dan urutan bagian yang digambar
4.      Tekhnik Skoring
Scoring dilakukan berdasarkan :
-          Penempatan gambar
-          Garis
-          Ukuran gambar

B.     TEST BAUM
1.      Sejarah
Yang pertama kali menggunakan test BAUM sebagai alat diagnostic adalah Emil Jucker tahun 1928 di Zurich, dimana dipakai sebagai alat seleksi untuk pekerja-pekerja di Perusahaan. Kemudian diperbaiki oleh Goodenough dan di inspirasi bahwa pohon dapat dipakai sebagai alat untuk mengetahui sesuatu tentang kepribadian seseorang dikemukakan oleh Hendry Starley.
2.      Aspek Kepribadian yang di Ungkap
-          Imajinasi
-          Emosi
-          Dinamisme
-          Reality function
3.      Cara Penyajian/Penggunaan
Test ini dapat disajikan secara individual ataupun klasikal, waktunya pun tidak terbatas tapi biasanya 10 menit. Pada test ini subyek diminta untuk menggambar pohon, pohon buah. Jangan menggambar pohon pisang, kelapa, beringin, pinus cemara atau rerumputan. Sebaiknya test ini diberikan bersamaan dengan tes DAP, Wartegg, dan HTP.
4.      Tekhnik scoring
Scoring di lakukan berdasarkan :
-          Ukuran gambar           : Besar atau kecil
-          Letak gambar  : Kiri, kanan, atas, bawah, tengah
-          Garis               : Konsisten, kabur, tebal, tipis, tekanan berubah
-          Isi                    : Akar, batang, daun, bunga, buah, mahkota, dahan, garis tanah.
 
C.    TEST HTP ( House, Tree, Person )
1.      Sejarah
Sebagaimana tes DAP dan BAUM, HTP ini juga merupakan tes diagnostic dimana dipakai sebagai alat seleksi untuk pekerja-pekerja di Perusahaan. Kemudian diperbaiki oleh Goodenough dan di inspirasi bahwa rumah, pohon, orang dapat dipakai sebagai alat untuk mengetahui sesuatu tentang kepribadian seseorang.
2.      Aspek yang di Ungkap
-          Mengukur keseluruhan aspek pribadi
-          Mengetahui interaksi pribadi dengan lingkungan
-          Mengetahui tingkat intelegensi
-          Keperluan diagnosis/prognosis dan pekembangan kepribadian setelah diberi treatment.
3.      Cara penggunaan/penyajian
Tes HTP ini diberikan secara individual dan klasikal, subyek diminta menggambar rumah, pohon dan orang diatas kertas kosong dengan waktu penyajian dan terbatas tapi normalnya 10 menit. Sebaiknya tes ini diberikan bersamaan dengan tes DAP, BAUM dan Wartegg.
4.      Tekhnik Skoring
Scoring dilakukan berdasarkan :
-          Proporsi gambar
-          Posisi gambar
-          Komposisi gambar
-          Penyelesaian gambar
-          Bentuk pohon
-          Bentuk orang
-          Bentuk rumah

Senin, 28 Desember 2015

jurnal kepuasan kerja

PSIKOLOGI MANAJEMEN & ORGANISASI
JURNAL KEPUASAN KERJA

Fiki Fatimah

TEMA : Imbalan Dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005)

DETAIL  JURNAL :

1. Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemangkiran.
2. Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan.
4. Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya.
5. Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh tanggung jawab.
6. Tingkat motivasi para pegawai yang tercermin dalam perilaku pekerjaan.
7. Reaksi positif atau negatif terhadap kebijakan organisasi.
8. Unjuk rasa atau perilaku destruktif lainnya.
9. Kondisi psikologis yang menyangkut tingkat kepuasan umum para pegawaI dalam melaksanakan pekerjaan atau menerima tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam penelitian perlu melihat aspek-aspek yang menjadi indikator kepuasan seperti : kesukaan dalam melaksanakan pekerjaan, kehadiran di tempat kerja, motivasi kerja, tanggung jawab, reaksi atas kebijakan, potensi destruktif, dan lain-lain.
10. Persepsi pegawai terhadap sistem imbalan yang diberlakukan meliputi: gaji pokok, tunjangan, insentif, uang lembur, hadiah, cuti, serta penghargaan yang diterima.
11. Persepsi pegawai terhadap gaya kepemimpinan dengan mengacu kepada tiga jenis gaya kepemimpinan yaitu : auto-kratik, partisipatif, dan bebas-kendali.
(Ramlan Ruvendi,2015)

Minggu, 22 November 2015

contoh laporan pertanggung jawaban simple - fiki & tri


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
Mimbar  Akademik Psikologi

FIKI FATIMAH (14.310.410.1060)
TRI JUMIATI (14.310.410.1063)


Assalamu'alaikum Wr Wb,
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt. Karena kasih sayang-Nya kita masih bisa bernafas dan menikmati anugerah kehidupan hingga saat ini, hanya karena pertolongan-Nya juga kami pelaksana Mimbar Akademik Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dapat melaksanakan dan mempertanggung-jawabkan kegiatan tersebut. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad saw, para sahabat, keluarga dan pengikut beliau, semoga kita selalu termasuk golongan yang mengikuti jalan keimanan mereka. Aamiin. Karena telah dilaksananya kegiatan Mimbar Akademik Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta pada tanggal 08 Oktober 2015 di ruang wakil rektor Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Maka pada kesempatan ini kami dari panitia pelaksana melaporkan pertanggung-jawaban kegiatan tersebut.

NAMA DAN TEMA KEGIATAN
Kegiatan ini bernama Mimbar Akademik Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta ”     
Dengan Tema “ Pengelolaan Emosi Secara Cerdas Berdasarkan Tipe Kepribadian ”

WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 08 Oktober 2015 yang bertempat di ruang wakil rektor Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan kegiatan ini adalah :
1.             Sebagai bentuk realisasi tugas dari Fakultas Psikologi kepada mahasiswa.
2.             Mengerti tipe kepribadian serta mengelolanya dengan cerdas.
3.             Sebagai realisasi program kerja Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.
BENTUK KEGIATAN
Adapun bentuk kegiatan ini adalah:
No.
Hari/ Tanggal
Waktu
Kegiatan
Tempat
1.
Kamis, 08 Oktober 2015
12.30 – 13.30 WIB
Mimbar
Ruang WaRek
                                                                                             

PESERTA KEGIATAN
Peserta kegiatan ini adalah
1.      Mahasiswa (i) Reguler & Kelas karyawan kampus UP 45 Yogyakarta pada umumnya.
2.       Undangan luar kampus UP 45.



PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan oleh 2 Mahasiswi aktif kelas reguler yang dipandu oleh dosen Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta (Susunan panitia terlampir I).

DANA DAN SUMBER DANA
Adapun Dana pemasukan sebesar Rp. 100.000,00,- (Seratus ribu rupiah).
Dengan sumber dana dari Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.
Dan dan yang dikeluarkan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 150.000,00,-  (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah ) (Anggaran Dana Terlampir II)

PENUTUP
Demikian Laporan Pertanggungjawaban ini dibuat dan disampaikan, besar harapan kami semoga mendapat tanggapan yang positif dan dapat diterima dari semua pihak. Amin Ya Rabbal’alamin.
Yogayakarta, 19 Oktober 2015
PELAKSANA
MIMBAR AKADEMIK PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
PELINDUNG     : DOSEN FAKULTAS PSIKOLOGI
PANITIA PELAKSANA :
- FIKI FATIMAH
- TRI JUMIATI
- MARIA MELINDA RAHAIL
- INDA STELLA FAUBUN
- NAUFAL AFIF AL MURSALIN

RINGKASAN MATERI MIMBAR AKADEMIK PSIKOLOGI
UNVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
PENGELOLAAN EMOSI SECARA CERDAS BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN

Emosi merupakan suatu pengalaman yang nyata dan disertai dengan penyesuaian diri dalam diri seseorang yang berkaitan dengan mental, dan fisik yang berwujud suatu tingkah laku yang nampak serta semua jenis perasaan yang ada dalam diri seseorang, emosi memiliki peran yang sangat besar dalam dinamika jiwa dan mengendalikan tingkah laku seseorang.
Secara teoritis emosi dokembangkan sejak Charles Darwin, dalam kehidupan sehari-hari emosi identik dengan rasa marah, perilaku agresif atau ungkapan perasaan yang meledak-ledak.
Emosi merupakan suatu pengalaman yang nyata dan disertai dengan penyesuaian diri dalam diri seseorang yang berkaitan dengan mental, dan fisik yang berwujud suatu tingkah laku yang nampak serta semua jenis perasaan yang ada dalam diri seseorang, emosi memiliki peran yang sangat besar dalam dinamika jiwa dan mengendalikan tingkah laku seseorang. Samsu Yusuf mencontohkan sebagai berikut:
1. Emosi dapat memperkuat semangat. Apabila seseorang merasa puas dan senang atas hasil yang dicapai.
2. Emosi dapat melemahkan semangat. Apabila timbul rasa kecewa atas kegagalan.
3. Emosi dapat menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, ketika ada kegagalan. Ketegangan perasaan, misalnya gugup.
4. Emosi mengganggu penyesuaian sosial, misalnya iri hati dan cemburu.
5. Suasana emosional yang dialami masa kecil, akan mempengaruhi sikapnya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memotivasi dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain.
Kecerdasan emosi (EQ) semakin perlu dicermati karena kehidupan manusia semakin komplek. Hal ini rupanya membawa dampak yang buruk terhadap kehidupan emosional seseorang. Hasil survey Daniel Goleman menunjukkan kecenderungan yang sama diseluruh dunia, bahwa generasi sekarang lebih banyak mengalami kesulitan emosional dari pada generasi sebelumnya. Mereka lebih kesepian dan murung, lebih beringas dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup, mudah cemas, lebih meledak-ledak (impulsif dan regresif). Goleman juga menemukan bahwa banyak juga orang yang gagal dalam hidupnya bukan karena rendahnya kecerdasan intelektualnya, karena kurang memiliki kecerdasan emosional, sebaliknya sedikit orang yang berhasil dalam kehidupan meskipun IQ-nya rata-rata saja, tetapi kecerdasan emosionalnya tinggi.
Berdasarkan pendapat Goleman (dalam Mutadin, 2002:1) membagi kecerdasan emosional dalam beberapa kemampuan atau aspek yaitu:
1)      Mengenali Emosi Diri yakni kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri.
2)      Mengelola Emosi. Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri.
3)      Memotivasi Diri. Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut, cara mengendalikan dorongan hati, derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang, kekuatan berfikir positif, optimisme, dan keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek
4)      Mengenali Emosi Orang Lain. Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain.
5)      Membina Hubungan Dengan Orang Lain. Membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. 
 Jadi kecerdasan emosional merupakan aspek yang sangat dibutuhkan dalam mengemudi dan dalam kehidupan bermasyarakat, selain itu masih banyak manfaat kecerdasan emosional yang lain yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, selain di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan bermasyarakat. Selain itu kecerdasan emosionalah yang memotivasi kita untuk mencari manfaat, potensi dan mengubahnya dari apa yang kita pikirkan menjadi apa yang kita lakukan. Karena  kecerdasan emosional itu bukan muncul dari pemikiran intelek yang jernih tetapi muncul dari hati nurani, sehingga apapun  yang muncul dari perasaan  akan selalu memberikan informasi penting yang memotivasi kita untuk mencari potensi yang kita miliki serta dapat  menggunakannya secara baik dan benar. Meskipun Kecerdasan Emosional ini sifatnya dinamis, tidak tetap dan bisa berobah setiap saat, tetapi bila kecerdasan ini konsisten dimiliki, maka  semakin tua orang akan menjadi semakin bijaksana, Kecerdasan emosional tersebut sangat bermanfaat bagi semua golongan umur  di semua strata kehidupan, diantaranya dapat membuat  orang  tidak depresi, tidak cepat putus asa, tidak membuat implusif dan agresif, tidak cepat puas, tidak egois, selalu terbuka pada kritikan, terampil dalam melakukan hubungan sosial, tidak mudah marah dan lain sebagainya,  dan ini semua tentu akan berdampak positif untuk menghilangkan sosial problem, sebagai dampak  negatif globalisasi yang saat ini banyak terjadi di masyarakat.

LAMPIRAN I
SUSUNAN KEPANITIAN
PELINDUNG
DOSEN FAKULTAS PSIKOLOGI
PENASEHAT
1.       FX Wahyu W.,S.Psi.MA
2.       Dr. Arundti Shinta, MA
PELAKSANA ACARA
1.    Fiki Fatimah
2.    Tri Jumiati



LAMPIRAN II
Rincian Dana Pengeluaran
·         Snack peserta                                                  Rp. 136.000,00,-
·         FotoCopy Materi                                               Rp. 14.000,00,-
Jumlah                                                      Rp. 150.000,00,-
ANGGARAN DANA YANG DIKELUARKAN DALAM KEGIATAN INI SEBESAR
Rp 150.000,00,-
seratus lima puluh ribu rupiah )